Setelah menamatkan sekolah tahun lalu, Nyo dan teman sekelasnya, Phyu, memutuskan untuk melamar pekerjaan demi mendapat penghasilan yang bagus.
Seorang tetangga bernama Daw San Kyi kemudian menawari mereka pekerjaan sebagai pramusaji di perbatasan China, melalui koneksi dengan warga desa lain, Daw Hnin Wai.
"Kami percaya kepada mereka," kata Phyu. Suatu pagi di Juli 2018, sebuah van datang ke Myongai untuk menjemput keduanya. Perjalanan darat melintasi gunung sempat membuat Phyu mabuk.
San Kyi kemudian memberikan empat pil untuk mengatasi rasa mual. Satu berwarna pink dan tiga lainnya putih.
Tapi, setelah meminumnya Phyu menjadi semakin pusing.
Apalagi seseorang juga menyuntikan sesuatu di lengannya.
Sebuah foto yang diambil memperlihatkan pipinya tampak menggelembung dan matanya lebam.
"Mereka memberikannya sesuatu untuk membuatnya lupa dan meningkatkan gairah seksual. Mereka menyiksa. Dia tidak tahu sudah dihancurkan," kata sang ibu, Daw Aye Oo.
Nyo memutuskan menolak pil itu sehingga ingatannya lebih jernih.
Mereka sampai di sebuah rumah peristirahatan di mana ada kisah hujan lebat membuat restoran tempat mereka seharusnya bekerja tutup.
Setelah 10 hari, keduanya menyadari mereka tidak akan bekerja sebagai pramusaji. Jadi, mereka mencoba untuk kabur dua kali.