GridHype.ID - Makan mi instan sudah jadi gaya hidup di masyarakat kita, apalagi jika sudah memasuki tanggal tua.
Mi instan selalu sukses membuat kita ketagihan.
Kadang tak cukup jika kita memasak mi instan satu bungkus saja.
Baca Juga: Tidak Melulu Buruk, Begini Cara Memasak Mi Instan dengan Cara yang Sehat
Kendati demikian, Mi instan dianggap bukan pengganti makanan.
Dilansir dari ahli diet Mount Elizabeth Hospital Seow Vi Vien seperti yang dikutip The Strait Times via Kompas.com.
Batas aman makan mi instan dalam seminggu adalah 2 kali.
Sementara Dr. Frank B. Hu, profesor nutrisi dan epidemiologi di Harvard, merekomendasikan untuk konsumsi mi instan 1-2 kali dalam sebulan, melansir The New York Times via Kompas.com.
Makan mi instan beberapa kali dalam seminggu, kata dia, dapat menimbulkan masalah kesehatan.
Pasalnya dalam satu bungkus mi instan lengkap dengan paket bumbu mengandung 1.700 miligram natrium.
Menurut Vien konsumsi garam atau natrium yang berlebihan dapat meningkatkan risiko tekanan darah tinggi dan stroke.
Banyaknya kandungan zat yang tidak baik di dalam satu bungkus mi instan, banyak orang yang mengubah gaya memasaknya.
Kebanyakan orang yang menganggap kalau mi instan sangat tidak sehat dan menimbulkan dampak buruk bagi tubuh.
Salah satunya terkait air rebusan mi instan yang mengandung racun.
Dilansir dari Sajian Sedap, Baru-baru ini ramai diperbincangkan masalah air rebusan mi instan yang sering dibuang.
Apakah benar kita perlu membuang air rebusan mi instan lantaran dalam kandungan mi instan mengandung zat pengawet?
Berikut fakta mengenai Mi Instan
Kita perlu memperhatikan takaran karbohidrat yang dibutuhkan oleh tubuh.
Ahli gizi Graha Amerta RSUD Dr Soetomo Surabaya, Eko Dwi Martini mengatakan nasi dan mi instan sama-sama berkarbohidrat.
“Karbohidrat bertemu karbohidrat boleh selama tidak belebihi takaran,” tutur Eko Dwi Martini, Rabu (9/1/2019).
“Misalnya makan mi goreng instan satu bungkus lalu ditambah nasisepuluh sendok.”
“Jika ditotal berarti setara 30 sendok nasi,” lanjutnya.
Padahal kebutuhannya hanya 15 sendok.
“Berarti kan kelebihan,” jelasnya.
“Jadi bukan dilarang. Tapi, sebaiknya dihindari.
Yang seimbang adalah 60-70 persen dari total kalori adalah karbohidrat.
Protein 12-15 persen. Lemak 20-30 persen,” ungkap Eko Dwi Martini.
Bolehkah mengonsumsi air rebusan mi instan?
Muncul anggapan di masyarakat bahwa lapisan terluar mi instan mengandung lilin yang berbahaya bagi tubuh.
“Itu yang salah kaprah. Lilin yang digunakan pada mi adalah lilin makanan yang tidak berbahaya bagi tubuh,” jelas Eko Dwi Martini.
Menurutnya, membuang air rebusan mi instan malah dapat menghilangkan vitamin B.
“Pada mi instan, ada vitamin B yang berada di lapisan luar,” jelasnya.
“Kalau membuat mi terus airnya dibuang airnya, vitamin B-nya juga hilang,” lanjut Eko Dwi Martini.
Padahal vitamin B juga bermanfaat bagi tubuh.
(*)