Sempat Jadi Negara Terbanyak Kedua Setelah China, Kini Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19

Kamis, 19 Maret 2020 | 12:40
Pexels

Virus corona dan Singapura

GridHype.ID - Wabah virus corona memang semakin hari semakin mengkhawatirkan khususnya di Indonesia.

Sebelum Indonesia terpapar keganasan pandemi global ini, Singapura sudah lebih dulu mencatat kasus virus corona.

Sampai pada akhir Januari 2020, Singapura sempat menjadi negara dengan kasus virus corona terbanyak selain China.

Meski begitu, hingga kini (18/3/2020), tidak ada kematian akibat virus corona di negara seribu satu larangan ini.

Baca Juga: Banyak yang Percaya Panas Matahari di Indonesia Bisa Cegah Penyebaran Virus Corona, Ini Kata WHO

Dilansir SCMP (18/3/2020), jumlah kasus di Singapura 266 kasus dengan 0 kematian.

Lantas bagaimana Singapura menangani penyebaran virus corona di negaranya?

Dikutip New York Times (17/3/2020), intervensi adalah kuncinya. Selain itu penelusuran yang teliti, menjaga jarak sosial, dan karantina yang ditegakkan.

Semuanya dikoordinasikan oleh seorang pemimpin yang bertindak cepat dan transparan.

Baca Juga: Sukses Tangani Vorus Corona Lebih Baik dari Negara Lain, Rupanya 3 Hal ini yang Dilakukan Pemerintah Korea Selatan Untuk Melindungi Warganya

Singapura hanya butuh waktu 2 jam untuk mengungkap rincian pertama tentang bagaimana pasien tertular virus corona dan orang yang mungkin mereka infeksi.

Pemerintah dapat dengan mudah mengetahui:

Apakah mereka bepergian ke luar negeri?

Apakah mereka memiliki hubungan ke salah satu dari lima kelompok (kluster) penularan yang diidentifikasi di seluruh negara?

Baca Juga: Enggak Perlu Dipercaya, Berikut 6 Mitos Seputar Corona yang Banyak Beredar di Masyarakat

Apakah mereka batuk pada seseorang di jalan?

Siapa teman dan keluarga mereka, serta teman minum dan rekan mereka dalam beribadah?

Keterbukaan informasi

Di Singapura, informasi seperti detail tempat pasien tinggal, bekerja, dan bermain dirilis dengan cepat secara online.

Singapura memanfaatkan CCTV dan catatan imigrasi untuk mengungkapnya. Selain itu Singapura memiliki 140 pelacak kontak yang menjabarkan riwayat kasus setiap pasien.

Baca Juga: Bukan Ramal Masa Depan, Mbah Mijan Malah Bocorkan Resep Lawan Virus Corona!

Mereka bekerjasama dengan polisi dan layanan keamanan setempat. Pengendalian penyakit melanggar kebebasan individu, tapi masyarakat Singapura mau menerima perintah atau aturan dari pemerintah untuk kesehatan bangsanya.

Aturan saja tidak cukup.Masyarakat juga harus tertib mengikuti aturan yang dibuat pemerintah.

Hal itu memungkinkan orang lain melindungi diri mereka sendiri. Pemerintah juga memiliki klinik khusus untuk epidemi.

Selain itu pemerintah mengeluarkan pesan resmi yang mendesak masyarakat untuk mencuci tangan dan mengatur tata cara bersin selama flu.

Baca Juga: Bisa Cegah Virus Corona, Konsumsi 5 Buah Ini Bisa Meningkatkan Daya Tahan Tubuh

Kebijakan lain yang dibuat Singapura adalah pelarangan wisatawan mulai akhir Januari.

Singapura menjadi salah satu negara yang melarang wisatawan dari China.

Karantina

Selain itu orang yang dekat dengan pasien dikarantina untuk membatasi penyebaran.

Di negara berpenduduk 5,7 juta orang itu, pemerintahnya mengembangkan kemampuan untuk menguji lebih dari 2.000 orang per hari.

Baca Juga: Fakta Baru! Virus Corona Rapuh Terhadap Benda Ini, Begini Penuturan Juru Bicara Pemerintah

Pengujian sampel itu gratis. Demikian juga perawatan medis untuk semua penduduk.

Orang yang diketahui dekat dengan pasien dimasukkan ke dalam karantina wajib untuk menghentikan penularan lebih lanjut.

Hampir 5.000 orang telah diisolasi. Bagi mereka yang menghindari perintah karantina dapat menghadapi dakwaan pidana.

Semua pasien pneumonia di Singapura diuji coronavirus. Begitu juga orang-orang yang sakit parah.

Baca Juga: Penelitian Sebut Jika Orang dengan Golongan Darah O Lebih Resisten Terhadap Virus Corona, Golongan Darah Tipe ini yang Justru Rentan Terinfeksi

Kasus positif telah diidentifikasi di bandara, di klinik pemerintah dan, paling sering, melalui pelacakan kontak.

Sistem kesehatan masyarakat di Singapura telah dibangun bertahun-tahun.

Beberapa tahun yang lalu, Singapura menghadapi wabah SARS. Kini mereka telah belajar.

Pemimpin program pelacakan kontak di Singapura Kurupatham mengungkapkan, selama masa damai mereka merencanakan penanganan epidemi seperti ini.

Baca Juga: Bikin Onar! Bukan Peramal Tapi Pria Ini Ramalkan Datangnya Virus Corona Sejak 2016, Ternyata Lakukan Hal ini

Dia telah bekerja 16 jam sehari selama 2 bulan.

Singapura di awal wabah Saat awal wabah virus corona muncul, Singapura sangat rentan karena banyak orang China datang selama liburan tahun baru Imlek.

Pada Januari lusinan kasus dikonfirmasi Singapura. Namun justru itu mencerminkan pengujian yang luas dan tersedia secara bebas.

Direktur program penyakit menular di Duke-National University of Singapore Medical School Linfa Wang mengatakan, pemerintah sangat transparan dan karena angka (yang besar itu) berarti pemerintah sangat efektif dalam melacak dan mengisolasi setiap kasus.

Baca Juga: Kumur Air Garam Hingga Bawang Putih, Inilah 16 Daftar Klarifikasi Soal Mitos Wabah Virus Corona oleh WHO!

Hingga Selasa (17/3/2020) malam, Singapura memiliki 266 kasus yang dikonfirmasi.

Hanya sebagian kecil yang merupakan misteri. Hampir 115 pasien telah keluar dari rumah sakit.

Saat ini Singapura sudah tidak mengkhawatirkan transmisi lokal atau penularan dari orang-orang dari dalam negeri.

Tapi sekarang mereka berfokus pada kasus-kasus impor atau imported cases.

Baca Juga: Bukannya Mikirin Pencegahan Virus Corona, Indonesia Malah Dibuat Pusing dengan Hal Ini

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Singapura Nol Korban Jiwa Covid-19, Bagaimana Caranya?

(*)

Tag

Editor : Nailul Iffah

Sumber Kompas