- Kurang tidur.
- Kualitas hidup berkurang.
- Ketegangan emosional.
- Kesehatan fisik yang menurun.
- Kecemasan.
- Berkurangnya kontrol emosi.
- Depresi.
- Perilaku menyimpang.
Dilansir dari verywellmind, berikut beberapa istilah seperti FOMO lainnya yang muncul:
- FOBO (fear of better options), mengacu pada ketakutan bahwa individu kehilangan alternatif yang berpotensi lebih baik.
- MOMO (mystery of missing out), mengacu pada ketakutan bahwa individu kehilangan, tetapi tidak memiliki petunjuk tentang apa yang dilewatkan.
- ROMO (reality of missing out), mengacu pada mengetahui bahwa individu tidak kehilangan apa pun.
- FOJI (fear of joining in), mengacu pada ketakutan untuk berbagi sesuatu di media sosial tetapi tidak mendapat tanggapan apa pun.
- JOMO (joy of missing out), mengacu pada perasaan positif atau kebahagiaan bila individu kehilangan atau terputusnya koneksi dengan media sosial. Ini merupakan kebalikan dari FOMO.
Masih dari sumber yang sama, berikut beberapa cara untuk meminimalkan perilaku FOMO yang mudah untuk dilakukan:
Mengubah fokus
Hal ini dapat dilakukan daripada fokus pada kekurangan mengenai apa yang dibicarakan di media sosial. Sebaiknya, lebih berfokus pada apa yang dimiliki di media sosial.
Individu dapat mengatur media sosial mereka untuk meminimalkan terpicunya FOMO, sehingga akan merasa nyaman untuk diri sendiri.
Detoksifikasi digital
Menghabiskan terlalu banyak waktu dengan gadget atau media sosial dapat meningkatkan FOMO.
Mengurangi penggunaan gadget dan media sosial dengan beristirahat dari hal itu dapat membantu individu terhindar dari FOMO.
Membuat jurnal