Dalam studinya yang diterbitkan tahun lalu, John Vidale, seismolog di University of Southern California menunjukkan bahwa inti dalam Bumi berosilasi jauh lebih cepat, berubah arah setiap enam tahun.
Temuan ini berdasarkan data seismik dari dua ledakan nuklir yang terjadi akhir tahun 1960-an dan awal 1970-an.
Sementara itu, menurut ahli geofisika lain, Hrvoje Tkalcic dari Australian National University, meyakini bahwa siklus rotasi inti dalam Bumi ini adalah sekitar 20 hingga 30 tahun, bukan 70 tahun seperti yang diusulkan dalam studi yang dipublikasikan pekan ini dii Nature Geoscience.
Kendati demikian, para peneliti di Peking University mengklaim dalam makalah mereka, bahwa osilasi ini 'bertepatan dengan perubahan pada beberapa pengamatan geofisika lainnya'.
Di antaranya seperti panjang hari dan perubahan medan magnet Bumi.
Mereka menjelaskan bahwa pengamatan ini memberikan bukti interaksi dinamis antara lapisan Bumi, dari interior terdalam hingga permukaan, kemungkinan karena kopling gravitasi dan pertukaran momentum sudut dari inti dan mantel ke permukaan.
"Kami berharap penelitian (temuan tentang perubahan rotasi inti Bumi) ini memotivasi para peneliti untuk merancang dan menguji model yang memperlakukan Bumi sebagai sistem dinamis terintegrasi," jelas mereka.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Inti Bumi Mengubah Rotasinya, Apakah Memang Sering Berubah?"
Baca Juga: Keberadaan Alien Diperdebatkan, Benarkah Alien akan Menyerang Manusia di Bumi?
(*)