"Bagi saya M1 adalah motor bagus yang benar-benar kurang akselerasi dan tenaga," tutur Quartararo dilansir Motosan.
"Saya selalu menekan para insinyur Jepang karena jika kami dapat menghilangkan kelemahan itu, kami akan memiliki kesempatan untuk berjuang demi kemenangan setiap akhir pekan," tambahnya.
Sayang harapan Quartararo untuk kompetitif di tiap balapan pudar gegara motor yang kurang mendukung.
"Saya pikir (awalnya) saya bisa hidup menjadi juara dunia enam kali seperti Márquez. Tapi jalannya sekarang sangat sulit," ujarnya.
Karena itu lah Quartararo merasa dia tak bisa mengejar rekor Marc Marquez.
Meski demikian Quartararo bertekad untuk memaksimalkan kinerja M1 meski diterpa berbagai masalah.
Tekadnya jelang bergulirnya musim baru MotoGP adalah ingin selalu di depan tanpa memperdulikan rekor.
Ibaratnya ketika dia hanya bermain PlayStasion (PS) tak masalah asalkan selalu menang.
"Balapan adalah hasrat saya, tetapi saya juga orang yang sangat kompetitif," ujarnya.
"Tidak masalah jika saya hanya bermain PlayStation atau kartu, saya selalu ingin menang," tuturnya.
"Itulah mengapa yang paling saya sukai dari balapan adalah kemenangannya, serta motornya sendiri."