Lapisan rektum juga lebih tipis dibandingkan vagina.
Baca Juga: Tingkatkan Energi Hingga Gairah Seks, Berikut Sederet Fakta Buah Durian yang Masih Jarang Diketahui
Kurangnya pelumasan dan jaringan yang lebih tipis meningkatkan risiko robekan akibat gesekan di anus dan rektum.
Selain itu, tinja secara alami mengandung bakteri melewati rektum dan anus saat keluar dari tubuh, sehingga bakteri berpotensi meningkatkan risiko abses dubur, infeksi kulit dalam yang biasanya memerlukan pengobatan dengan antibiotik.
2. Sebabkan Infeksi Menular Seksual
Seks anal adalahsalah satu aktivitas seks yang dapat meningkatkan risiko penyakit infeksi menular seksual (IMS) seperti klamidia, gonore, hepatitis, HIV, dan herpes.
Ini dapat menjadi kondisi jangka panjang dikarenakan banyak IMS yang tidak dapat disembuhkan.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC), seks anal merupakan perilaku seksual berisiko tertinggi untuk penularan HIV, dibandingkan dengan bentuk seks lainnya.
DituliskanWeb MD, hubungan seks anal juga dapat meningkatkan risiko terkena virus human papillomavirus (HPV).
HPV juga dapat menyebabkan perkembangan kutil dubur dan kanker dubur.
3. Memperburuk Wasir
Wasir, area pembuluh darah di dalam dan di luar rektum yang dapat menyebabkan gatal, sedikit berdarah, dan terkadang nyeri.