Sang direktur akhirnya bersedia mendapatkan donor liver dari K dengan imbalan yang telah ditetapkannya.
Pada akhrinya, K lantas sampai pada tahap pemeriksaan kesehatan untuk mengecek kelayakan livernya.
Saat itu, K menjalani perawatan di rumah sakit di Seoul dengan mengaku bahwa ia adalah menantu sang direktur.
Seperti dilansir dari Tribun Style,hal itu dilakukan agar tidak muncul kecurigaan dari pihak rumah sakit.
Setelah melakukan berbagai pemeriksaan, akhirnya K ditetapkan layak untuk mendonorkan livernya.
Namun sayangnya, suatu ketika dirinya mengalami covid-19 hingga operasi transplantasi liver tersebut tertunda.
Selama K menjalani perawatan, siapa sangka pihah rumah sakit membaca adanya keanehan dalam kasus tersebut.
Perawat rumah sakit lantas memberikan laporan ke polisi hingga akhirnya transplantasi tersebut dibatalkan.
Pasalnya, hal tersebut justru termasuk pada perdagangan organ yang menjadi larangan pemerintah setempat.
Saat kasus tersebut diselidiki, sang direktur perusahaan justru dinyatakan meninggal dunia pada Juli 2022.
Dugaan penjualan organ oleh mereka lantas menjadi ujung yang buruk bagi K.