Keluarga korban juga dibuat tersulut emosi saat mendapati perusahaan induk toko roti tersebut mengirimkan sekotak kue ke pemakaman pegawai yang tewas akibat mesin pembuat roti.
"Ketika saya kali pertama melihat kotak roti di rumah duka pada 16 Oktober, saya bertanya kepada pegawai rumah duka siapa yang mengirimnya," jelas keluarga korban.
"Pegawai tersebut bilang, 'Perusahaan yang membawanya untuk tamu.' Anak kami baru saja meninggal saat membuat roti ini. Apakah masuk akal bagi mereka untuk mengirim ini ke sini?" jelasnya.
Saat ini, aksi protes dan biokot terhadap Paris Baguette bermunculan di Korea Selaan dan SPC Group.
Bahkan, Konfederasi Serikat Buruh Korea yang merupakan pusat serikat pekerja nasional di Korea Selatan juga mengungkap kekecewaannya soal peristiwa tersebut.
"Jangan pernah membeli atau pergi ke SPC si perusahaan pembunuh!" katanya di akun Twitter resmi mereka.
Sehari setelah insiden, Presiden Korea Selatan Yoon Suk-yeol memerintahkan penyelidikan atas kematian pegawai tersebut.
Ketua SPC Group Huh Young In kemudian meminta maaf secara terbuka dalam konferensi pers.
Atas perintahnya kepada pegawai untuk kembali bekerja di lokasi kecelakan, ia mengaku salah.
Selain itu, SPC Group berjanji mengalokasikan 100 miliar won (Rp 1 triliun) selama tiga tahun untuk meningkatkan keselamatan pekerja, kata Presiden SPC, Hwang Jae-bok, pada Jumat (21/10/2022).