Setelah diperiksa dokter, ternyata penyakitnya telah memasuki level 4 atau level terakhir.
Dokter kemudian menyarankan agar Nita menjalani terapi dan istirahat total. Terapi yang disarankan dokter rupanya membuat Nita takut.
Ini karena dokter mengatakan saat 10 kali terapi tak menunjukkan keberhasilan, maka Nita harus menjalani pembedahan otak.
Nita kemudian memilih mencari alternatif lain dan dipilih Singapura.
Bukan karena gengsi, tapi karena ada teman yang juga membantunya di sana untuk menyediakan tempat tinggal dan mengurus terapi.
"Kurang lebih (habis) di atas Rp 5 M (miliar). Bukan berarti enggak mau berobat di Indonesia, dokter di sini bagus semua, cuma pengin cari alternatif," kata Nita.
"Karena menurut dokter yang di sini kalau 10 kali terapi enggak ada perkembangan, harus bedah otak, akunya jadi parno (seram)," imbuh Nita.
Terlebih kata Nita, seperti dikutip dari tribunnews.com, dokter menyebut penyakit yang dialaminya itu tak bisa sembuh total.
Namun ia tetap optimis dan bersyukur kini tak pernah merasakan sakit lagi.
"Dokter bilang 'biasanya kalau penyakit ini tuh nggak bisa sembuh total'. Tapi Alhamdulillah yang aku rasain sekarang aku tidak ada keluhan lagi sakit kepala atau apa," ujarnya.
Umumnya kerusakan saraf otak dapat disebabkan oleh bakteri, virus, dan infeksi.
Baca Juga: Tertekan Imbas Ditipu Miliaran, Jessica Iskandar Rupanya Idap Penyakit Ini Sejak Dua Tahun Lalu