Kurang tidur ini lah yang dianggap sebagai salah satu bentuk penyiksaan.
Pengacara Yoon menyebut saat pertama ditangkap, kliennya masih berusia 22 tahun, dia adalah seorang tukang reparasi dan tidak berpendidikan.
Ketika itu, Yoon juga memiliki penyakit polio yang menyebabkan kakinya pincang.
Sementara Yoon mengaku dirinya sempat diborgol di kamar selama tiga hari, tidak diizinkan tidur, dan hampir tidak diberi makan selama introgasi berlangsung.
Polisi meminta maaf
Pada Juli 2020, Kepala Badan Kepolisian Provinsi Gyeonggi, Nambu, Bae Yong-ju mengakui bahwa selama penyelidikan awal di tahun 1989, polisi menyerang Yoon dan memaksanya membuat pengakuan palsu.
Ia pun bersujud dan meminta maaf kepada semua pihak yang telah dirugikan atas kesalahan ini, termasuk pada Yoon dan seluruh keluarga korban.
"Kami sangat berharap hasil persidangan ulang kasus ini akan sedikit menghibur dan membantu pemulihan kehormatan terdakwa," kata Bae.
Setelah lebih dari 30 tahun kejadian berlalu, Yoon pun bisa menjalani hidupnya dengan lebih tenang.
"Saya lega keputusan terakhir menyebut saya tidak bersalah. Saya bisa menurunkan beban berat yang telah saya pikul selama 30 tahun ini dan beristirahat," sebut Yoon setelah mendengar hasil persidangan.
Atas ketidakadilan yang telah diterimanya selama puluhan tahun ini, salah satu pengacara Yoon menyebut dirinya bisa meminta kompensasi atas kerugian fisik, mental, dan sosial yang sudah diterimanya.
Baca Juga: TEGA! Ini Alasan Aktor Ryan Grantham Membunuh Ibunya Sendiri, Kini Dijatuhi Hukuman Seumur Hidup