Deputi Bidang Ilmu Pengetahuan Teknik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Agus Haryono mengungkapkan, gas air mata ada beberapa jenis, namun yang sering digunakan yakni Chlorobenzalmalonitrile atau CS.
"Senyawa CS diformulasikan dengan beberapa bahan kimia, terutama pelarut metil isobutil keton (MIBK) yang digunakan sebagai pembawa," ujar Agus saat dihubungi Kompas.com, Kamis (8/10/2020).
"Senyawa CS ini yang berhubungan dengan reseptor syaraf yang menyebabkan rasa nyeri," jelas dia.
Ditambahkan oleh Agus, rasa nyeri dapat berlangsung pada jangka waktu sekitar 1 jam jika tidak langsung diatasi, bahkan efek nyeri dapat berlangsung selama 5 jam.
Sebagai tambahan informasi, update terkini korban jiwa akibat tragedi kericuhan di Stadion Kanjuruhan Malang dilaporkan bertambah.
Saat ini jumlah korban tewas dilaporkan setidaknya 129 orang.
Jumlah tersebut membuat insiden pada laga Arema FC vs Persebaya menjadi tragedi paling berdarah di sepak bola Indonesia.
Selain itu, membuat insiden tersebut menjadi yang paling banyak kedua merenggut korban jiwa.
Namun, tragedi yang paling memilukan dan merenggut lebih banyak korban jiwa sepanjang sejarah terjadi 58 tahun lalu, yang membuat lebih dari 300 orang tewas.
Tepatnya pada 26 Mei 1964, di Stadion Nasional Lima, Peru, saat laga antara Peru melawan Argentina pada kualifikasi Olimpiade.
(*)