Dirinya lantas memiliki pangkat letnan dua ketika lulus.
Pierre Tendean yang sempat bertugas di Medan selama setahun lantas menjalani pendidikan Intelijen di Bogor.
Pendidikan tersebut lantas membut dirinya menjadi seorang mata-mata.
Bahkan, dirinya juga empat ditugaskan melakukan penyusupan saat adanya konfrontasi Indonesia-Malaysia.
Atas kerja kerasnya yang luar biasa, Pierre Tendean dikenal sebagai anggota TNI yang memiliki keunggulan tersendiri.
Bahkan, hal tersebut dibuktikan dari berebutnya tiga jenderal untuk menjadikan Pierre Tendean sebagai ajudan.
Ketiganya adalah sosok ternama yang hingga kini masih dikenal masyarakat, yaitu Jenderal AH Nasution, Jenderal Hartawan, dan Jenderal Kadarsan.
Meski demikian, dilansir dari intisari.id, Pierre Tendean akhirnya menjadi ajudan Jenderal AH Nasution.
Menjadi ajudan termuda di usia 26 tahun, Pierre Tendean dipromosikan sebagai Letnan Satu (Lettu).
Tepat pada 30 September Tendean yang biasanya berada di Semarang untuk merayakan hari ulang tahun ibunya kala itu menunda kepulangannya karena bertugas sebagai ajudan A.H Nasution di Jalan Teuku Umar Nomor 40 Jakarta Pusat.
Sayangnya, pasukan Tjakrabirawa tetiba datang menyerbu kediaman Jenderal Nasution untuk melakukan penculikan.