Follow Us

Meski Berbahaya bagi Lambung Jika Dimakan Berlebihan, Apa Sebab Banyak Orang Bak Ketagihan Makan Makanan Pedas dengan Cabai?

Ruhil Yumna - Rabu, 21 September 2022 | 06:45
Ilustrasi cabai
Pixabay

Ilustrasi cabai

“Keputusan inilah yang mencerminkan sebuah masyarakat dan nilai-nilainya,” Lasco menambahkan.

Di beberapa bagian Meksiko, misalnya, preferensi untuk mengonsumsi makanan pedas berkaitan dengan identitas nasional dan regional.

Sejarawan budaya Esther Katz mengutip ungkapan penduduk asli Mixtec dari Oaxaca: “Somos fuertes porque comemos puro chile”. Artinya, “Kami kuat karena kami tidak makan apa pun selain lada”.

Hubungan antara mengonsumsi makanan pedas dan kepribadian tertentu, seperti keberanian, menjadi untuk membedakan diri dari kelompok lain. Bahkan bagi mereka yang tinggal di negara yang sama.

Hal ini terjadi di Tiongkok. Cabai muncul dalam identitas regional di Tiongkok. Pepatah umum yang berbunyi: “Orang Sichuan tidak takut dengan cabai pedas; tidak ada tingkat pedas yang membuat takut orang-orang Guizhou. Justru orang Hunan itu takut mengonsumsi makanan yang tidak pedas!”

Pemimpin revolusi Komunis, Mao Zedong, adalah penduduk asli Hunan. Ia menghubungkan semangat revolusioner dengan kemampuan mengonsumsi rempah-rempah. Mao dikatakan pernah berkomentar: "Tanpa cabai tidak akan ada revolusi."

Di beberapa tempat, rasa pedas juga dikaitkan dengan gender. Misalnya di Jepang, seperti yang telah diselidiki oleh antropolog Jon Holtzman. Pria secara tradisional diharapkan lebih menyukai makanan pedas (dan alkohol) serta tidak menyukai makanan manis.

Namun sikap terhadap preferensi makanan berubah seiring dengan pergeseran pemahaman masyarakat Jepang tentang maskulinitas di abad ke-20. Meskipun rasa manis masih sering dikaitkan dengan wanita dan anak-anak.

Baca Juga: Penjelasan dan Hukum Soal Rebo Wekasan atau Rabu Terakhir Bulan Safar, Serta Tata Cara Salat Hajat untuk Tolak Balak

Tetapi, selera juga berubah seiring dengan berjalannya waktu. Bahkan dalam kelompok tertentu, tiap individu memiliki preferensinya tersendiri. Jadi mengaitkan etnis dengan preferensi makanan dapat menyebabkan generalisasi yang tidak akurat.

Seorang siswa kelas delapan bernama Jacquelin Rojas dari Amerika Serikat merangkum poin ini secara ringkas di sebuah situs web. Ia mengundang orang untuk menyaring pemikiran mereka tentang ras. “Tidak semua orang Meksiko menyukai makanan pedas,” tulisnya.

Pada akhirnya, tidak ada penjelasan tunggal yang dapat menjelaskan mengapa sebagian orang suka pedas dan lainnya tidak.

Source : national geographic, Smithsonian Magazine

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular