Gandum juga merupakan bahan baku roti hingga mie instan.
Jokowi juga mengingatkan, harga pangan tersebut berpotensi naik imbas dari konflik Rusia dan Ukraina.
Dua negara tersebut juga menjadi penghasil gandum di passar global.
"Ini hati-hati, yang suka makan roti, yang suka makan mi (instan), bisa harganya naik. Karena apa? Ada perang di Ukraina," kata Jokowi.
Mengutip Kompas.com, gandum sendiri bukan produk Indonesia, jadi pemerintah tak bisa mengendalikan kenaikan harganya.
Renata Puji selaku Manager Program Agroekosistem yayasan keanekaragaman hayati Indonesia (Kehati) mengatakan bahwa bahan baku gandum bisa diganti dengan sumber pangan lokal.
"Indonesia 100 persen impor gandum. Gandum itu tidak ditanam di Indonesia, tetapi Indonesia punya sumber-sumber karbohidrat yang bisa digunakan sebagai tepung-tepungan," ujar Renata.
Beberapa bahan pangan yang bisa menggantikan misalnya tepung dari umbi-umbian, singkong, sorgum, atau jenis serelia lainnya.
"Kalau ngomongin gandum itu kan tepungnya, tepung yang sekarang itu diimpor 100 persen. Ketergantungan Indonesia sangat tinggi. Orang Indonesia kalau enggak makan gandum kayaknya enggak oke, lalu harga murah karena ada subsidi," imbuhnya.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah telah membuat kebijakan agar produsen mie instan yang menggunakan gandum diminta untuk memakai 10 persen tepung lokal.
"Artinya, sekarang saatnya kita kembali menggunakan sumber-sumber tadi. Tepung-tepung yang ada untuk mengurangi gandum," pungkasnya.