Hal serupa juga disampaikan oleh Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) Anwar Abbas yang dihubungi Kompas.com pada Sabtu (30/4/2022) sore.
Anwar menegaskan, kedua puasa tersebut tidak bisa digabungkan, melainkan harus dikerjakan secara terpisah.
“Puasa qadha tidak bisa digabung dengan puasa Syawal. Masing-masing harus dikerjakan sendiri-sendiri,” kata Anwar.
Lalu, mana yang harus dikerjakan terlebih dahulu, Puasa Syawal atau puasaqadha?
Dahulukan membayar utang puasa
Anwar menyarankan untuk mendahulukan ibadah wajib terlebih dahulu, sebelum melakukan ibadah sunah.
“Puasa Ramadan itu hukumnya wajib dan enam hari berpuasa di bulan Syawal itu adalah sunah,” ujar dia.
Untuk itu, kerjakan utang puasa Ramadan atau qadha terlebih dahulu. Baru kemudian melaksanakan puasa sunah selama 6 hari di bulan Syawal.
Pasalnya, seperti yang telah disampaikan di awal, berpuasa sunah selama 6 hari di bulan Syawal akan mendapat ganjaran pahala yang sangat besar yakni seperti berpuasa selama satu tahun.
“Karena pahala dari kita melakukan puasa sunah 6 hari di bulan Syawal tersebut sangat besar, akan membuat kita seperti berpuasa satu tahun atau sepanjang masa,” tutur Anwar.