Hindra pun menjelaskan, meski ada laporan yang memperlihatkan setelah dua kali disuntik Sinovac dan divaksin booster dengan AstraZeneca akan juga memberikan kekebalan.
Namun, berapa lama antibodi bertahan itu masih harus diamati.
"Pada yang bersangkutan, jadwal vaksinasi tidak sesuai dengan uji klinik. Maka, kekebalan yang didapat tidak dapat kita ramalkan," imbuh Hindra.
Ia menilai bahwa fenomena adanya joki vaksin ini menandakan masih banyak masyarakat yang belum teredukasi dengan baik perihal manfaat vaksinasi.
Masyarakat masih meragukan keamanan vaksin yang disediakan pemerintah, serta hoaks yang turut menjadi alasan masyarakat takut disuntik vaksin.
"Masyarakat harus teredukasi dan paham manfaat imunisasi. Vaksin itu tidak berbahaya, bahkan bila sampai 16 kalipun tidak berbahaya. Jadi, jangan takut terhadap vaksin, namun harus takut kepada Covid-19," pesan Hindra.
Hingga saat ini, diketahui bahwa Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Polres Pinrang masih terus mendalami video pengakuan yang dilakukan Abdul Rohim.
Artikel ini telah tayang di Nakita.ID dengan judul "Cerita Seorang Pria yang Mendapat Vaksin Covid-19 Sebanyak 16 Kali, Apa Dampaknya pada Antibodi? Begini Penjelasannya"
(*)