Piramida raksasa menjadi daya tarik populer bagi para penggali kubur, sehingga raja-raja Mesir beralih ke metode penguburan bawah tanah yang biasa.
"Piramida secara teratur dikunjungi oleh pencuri, jadi menyembunyikan makam kerajaan di lembah terpencil tentu memainkan peran," kata Peter Der Manuelian, seorang profesor Egyptology di Universitas Harvard.
"Sebelum berhenti untuk membangun piramida, raja Mesir tidak lagi beristirahat di dalam,"kata Aidan Dodson, profesor studi Mesir. di Universitas Bristol.
"Tempat pemakaman Firaun Ahmose I terletak sekitar 500 meter dari piramida, lebih dalam di gurun pasir," katanya.
Sebuah catatan dari Ineni, yang bertugas membangun makam Firaun Thutmose I di Lembah Para Raja, mengungkapkan petunjuk penting.
"Saya mengawasi penggalian makam tebing raja sendirian, tidak ada yang melihat, tidak ada yang mendengar," tulis Ineni.
Topografi alam Lembah Para Raja dapat menjelaskan mengapa tempat itu dipilih oleh raja-raja Mesir sebagai tempat peristirahatan.
Daerah ini memiliki puncak gunung yang disebut el-Qurn, yang terlihat seperti piramida.
"Makam kerajaan yang dibangun di lembah dapat dianggap ditempatkan di bawah piramida," kata Miroslav Barta, ahli Mesir Kuno di Universitas Charles.
Perubahan agama selama Kerajaan Baru Mesir (dari 1550 - 1077 SM) menekankan penempatan makam bawah tanah, yang mungkin juga menjadi alasan mengapa piramida tidak disukai, menurut Live Science.
Sementara firaun berhenti membangun piramida, orang-orang kaya di Mesir kuno masih memilih untuk membangun piramida mereka sendiri yang lebih kecil.