Bukan hanya itu, efektivitas penggunaan mesin PCR juga menjadi salah satu faktornya.
Apabila mesin digunakan sendiri dan waktu operasionalnya terbatas, pebisnis tentu akan menaikkan harga untuk mengejar modal kembali.
Namun jika mesin bisa digunakan bersama dan waktu operasi bisa maksimal maka harga testi siar bisa ditekan.
Dengan demikian, perlu dicari model bisnis kolaboratif yang bisa memaksimalkan mesin PCR yang ada.
Lebih lanjut, tes PCR memang dikatakan sebagai bisnis yang luar biasa besar.
ICW dan Koalisi Masyarakat Sipil telah menghitung keuntungan dari bisnis PCR selama setahun terakhir.
Mengejutkan, keuntungan tersebut mencapai lebih dari Rp10 triliun.
Pelaksanaan tes PCR memang tidak bisa lepas dari aspek bisnis.
Namun, tes ini berkaitan erat dengan kepentingan publik dan kepentingan nasional.
Dengan demikian mengupayakan harga terendah harus sangat diperjuangkan.
(*)