Penelitian difokuskan pada Default Mode Network (DMN), yaitu jaringan besar yang menghubungkan berbagai bagian otak.
Laporan penelitian tersebut mendukung hipotesis bahwa minum teh memiliki efek positif pada otak dan menimbulkan efisiensi lebih besar dalam konektivitas fungsional dan struktural.
Sedangkan pada orang yang tidak meminum teh tidak mengalami peningkatan signifikan dalam konektivitas fungsional.
Namun, masih diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek rutin minum teh dengan yang terjadi pada otak.
Selain efektif meningkatkan kesehatan otak, rutin minum teh juga diyakini bisa mencegah penyakit tertentu.
Minum teh diyakini bisa membantu menurunkan risiko terkena penyakit kanker jenis tertentu.
Melansir dari Eatthis.com (13/9/2021), sebuah studi baru menunjukkan bahwa teh mungkin menawarkan perlindungan terhadap jenis kanker yang mempengaruhi hampir 200.000 pasien baru setiap tahun.
Studi tersebut meneliti sekitar 25.000 pria dengan mengamati kebiasaan diet selama 11,5 tahun.
Selama waktu itu, 3.088 peserta pria telah didiagnosis menderita kanker prostat.
Menariknya, pria yang melaporkan minum teh paling banyak menunjukkan "risiko kecil tetapi secara signifikan lebih rendah" terkena kanker prostat, dibandingkan dengan pria yang minum teh paling sedikit.
Bahkan efek minum teh untuk mencegah kanker ini terjadi meski para peminum teh memiliki gaya hidup dan usia yang bervariasi.