Maunya untung cepat dan instan, sehingga investasi dilakukan dalam jangka pendek.
Biasanya hanya setahun, bahkan ada yang kurang dari itu.
Biasanya investasi jangka pendek, risikonya cenderung lebih besar ketimbang jangka panjang.
Imbal hasil investasi rentan tergerus inflasi, karena nilainya bisa lebih rendah atau sama dengan tingkat inflasi tahunan.
Sementara investor dapat memperoleh imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi bila investasi dilakukan dalam jangka panjang.
2. Cuma sekadar ikut-ikutan tanpa tujuan jelas
Milenial sekarang sudah melek investasi. Melek sekadar ingin ikut-ikutan investasi. Biar dibilang kekinian.
Tetapi sebetulnya tidak punya tujuan investasi.
Baca Juga: Jangan Lagi Takut Main Saham, Tips Investasi bagi Pemula Ini Bisa Coba Dipraktikkan
Akhirnya asal pilih instrumen investasi. Tidak mengerti dan memahami apa dan bagaimana cara kerja instrumen investasi tersebut. Risikonya pun tidak tahu. Yang penting investasi, dapat untung cepat.
Padahal sejatinya tidak begitu. Seorang investor harus memiliki tujuan yang jelas.
Investasi buat apa? Apakah untuk DP rumah, biaya pendidikan anak, biaya menikah, atau lainnya.