Itu juga dibandingkan dengan tidak ada dari mereka yang menerima radiasi di sisi kanan.
Penyebab terjadinya efek samping ini adalah karena posisi anatomi jantung, organ dan arteri yang terkena radiasi, lebih banyak diterima ketika menjalani terapi radiasi kanker payudara kiri.
Kendati berisiko, peneliti menekankan, inti studi tentang penemuan efek pengobatan kanker payudara yang dapat menimbulkan risiko penyakit jantung tersebut, bukan untuk menghalangi wanita menerima terapi radiasi.
"Radiasi adalah komponen penting dari pengobatan kanker payudara dan penelitian ini bukan tentang apakah perempuan harus menerimanya," kata Gordon Watt, PhD, Peneliti Pasca doktoral sekaligus Epidemiologi dan Biostatistik di Memorial Sloan Kettering Cancer Center, New York City.
Sebaliknya, penelitian ini ingin membahas mengenai tindak lanjut seperti apa yang mungkin para penyintas butuhkan setelahnya.
Lantas, apa tindak lanjut jangka panjang yang dibutuhkan untuk kasus ini? Ahli Onkologi Radiasi di Winship Cancer Institute, University of Rochester, Rochester, New York, Amerika Serikat sekaligus salah satu penulis editorial dalam studi tersebut, dr.
Louis Constine, mengatakan tidak ada cara pasti untuk melakukannya.
"Kami tidak tahu apa pengawasan yang optimal," ujar Constine.
Jika penyintas dirawat di rumah sakit yang besar, disarankan untuk menemui Ahli Kardio-Onkologi, ahli jantung yang berspesialisasi dalam kesehatan jantung penyintas kanker.
Sementara itu, bagi mereka yang berobat ke dokter perawatan primer,
Constine dan Watt mengatakan bahwa dokter harus mengetahui riwayat pengobatan kanker pasiennya.