Lebih lanjut, jurnal tersebut juga menjelaskan mengenai studi pada fase 2.
“Dalam studi fase 2 ini, kemanjuran dinilai melalui peningkatan respons sel T spesifik protein S dengan membandingkan hasil sebelum dan sesudah vaksinasi.”
Adapun kemanaan vaksin tersebut telah dikonfirmasi melalui nilai laboratorium, observasi, dan pelaporan pasien secara teratur.
Pada uji klinis tersebut, setidaknya terdapat 145 sukarelawan dengan sejumlah kriteria.
Ulasan tersebut dapat diakses di lama Clinical Trials.
Lepas dari imbauan untuk melupakan Vaksin Nusantara yang tak memiliki jejak riset, Siti Nadia Tarmizi juga mengatakan bahwa vaksin ini tak bisa dikomersilkan.
Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementrian Kesehatan ini menegaskan bahwa Vaksin Nusantara hanya bersifat individual.
(*)