Satu elemen komunitas intelijen menilai dengan "keyakinan sedang" bahwa infeksi manusia pertama dengan virus ini kemungkinan besar adalah hasil dari insiden terkait laboratorium, mungkin melibatkan eksperimen, penanganan hewan, atau pengambilan sampel oleh Institut Virologi Wuhan, menurut laporan itu.
Pada tiga elemen komunitas intelijen, beberapa analis menyukai teori asal alamiah, yang lain condong ke skenario asal laboratorium, dan beberapa melihat hipotesis keduanya sebagai kemungkinan yang sama, kata laporan tadi.
Ringkasan itu juga menilai bahwa pejabat Cina "tidak memiliki pengetahuan sebelumnya tentang virus sebelum wabah awal COVID-19 muncul."
Sebelumnya diketahui jikaPresiden AS Joe Biden menyatakan, China masih memegang informasi penting mengenai asal usul Covid-19.
Pernyataannya terjadi setelah AS menerbitkan sebagian laporan intelijen, yang secara tersirat belum mengakui virus corona adalah senjata biologis.
Dilansir dari Kompas.co, meski begitu, Washington tidak yakin "Negeri Panda" tidak tahu mengenai virus itu sebelum wabah yang sudah merenggut nyawa 4,5 juta di seluruh dunia.
"Informasi penting mengenai dari mana pandemi ini masih dipegang Republik Rakyat China (PRC)," kata Biden dalam pernyataan yang dirilis.
Presiden 78 tahun itu menduga, Beijing sejak awal sudah mencegah penyidik internasional untuk memperoleh informasi.
"Sampai detik ini, PRC terus menolak seruan transparansi dan menahan informasi, bahkan ketika korban terus bertambah," lanjut Biden.
Dapatkan informasi, inspirasi dan insight di email kamu.Daftarkan email
Merujuk pada laporan yang sebagian dipublikasikan, intelijen AS menolak dugaan bahwa Covid-19 dikembangkan sebagai senjata.