Saat Panembahan Serang menolak Perjanjian Giyanti yang dianggap merugikan rakyat, Belanda geram dan melakukan perang besar.
Kustiyah pun membantu ayahnya untuk menahan serangan Belanda.
Sayangnya, Kustiyah berhasil ditangkap dan dibawa ke Yogyakarta. Namun, ia berhasil melarikan diri setelah beberapa lama.
Kustiyah pun bergabung dalam Perang Diponegoro. Ia memiliki taktik strategi perang yang hebat.
Karena hal inilah Diponegoro Kustiyah berperan sebagai penasihat dalam siasat perang.
Meski dalam kondisi dipikul tandu, Kustiyah tetap berperang dengan gigih. Karena itu, ia dikenal dengan nama Nyi Ageng Serang.
Pada 1828 ketika perang masih berlangsung, Nyi Ageng Serang meninggal dunia pada usia 76 tahun. (*)
Artikel ini telah tayang di Parapuan.co dengan judul,Berperandalam Kemerdekaan, 5 Pahlawan Perempuan Indonesia Ini Turut Terjun ke Medan Perang