Di usianya yang baru 17 tahun, Martha Christina Tiahahu turut berperan serta dalam perjuangan rakyat timur untuk melawan penjajah.
Ia lahir pada 4 Januari 1800 di Nusa Laut, sebuah pulau yang terletak 70 kilometer dari Kota Ambon, Maluku.
Ayahnya adalah Kapiten Paulus Tiahahu, orang terpandang di Nusa Laut.
Baca Juga: Jelang HUT RI ke-76, Yuk Kenali 22 Fakta Unik Kemerdekaan yang Tak Banyak Diketahui
Martha Christina Tiahahu bergabung dengan perlawanan Thomas Matulessy atau yang kerap kita kenal dengan Kapitan Pattimura.
Perlawanan ini dilatarbelakangi oleh imbas dari perubahan situasi politik Belanda dan Inggris di tahun 1810-1816.
Kala itu, rakyat Maluku terkena tanam paksa cengkeh dan pala. Pohon-pohon mereka ditebang dan para pemuda dipaksa masuk dinas kemiliteran.
Pada 17 Mei 1817, Benteng Duurstede jatuh ke tangan pasukan Pattimura. Akan tetapi, Belanda melawan balik.
Beberapa bulan kemudian, Belanda menangkap Pattimura dan melancarkan serangan umum.
Martha memimpin pasukan tempur perempuan dengan ikat kepala melingkar.
5. Nyi Ageng Serang
Nyi Ageng Serang memiliki nama asli Raden Ajeng Kustiyah Wulaningsih Retno Adilahir di Serang pada 1752.