Bahkan suami keduanya, yakni Teuku Umar juga tewas tertembak pada 11 Februari 1899.
Namun dia terus berjuang melawan Belanda hingga ditangkap dan diasingkan di Sumedang, Jawa Barat bersama tahanan politik Aceh lainnya.
Cut Nyak Dhien meninggal di pengasingan pada 6 November 1908 dan makamnya ditemukan pada 1959.
2. Cut Meutia
Tak hanya Cut Nyak Dhien, Aceh juga punya pejuang perempuan lain yang Bernama Cut Meutia.
Melansir Tribun Wiki via Sosok.grid.id, Cut Nyak Meutia merupakan anak perempuan satu-satunya dalam keluarga.
Meski begitu, ia ikut bergerilya melawan Belanda sejak tahun 1901.
Ia menikah dengan Pang Naggroe setelah suami pertamanya, Teuku Tjik Tunong, meninggal dunia karena dihukum mati oleh Belanda.
Selama mengangkat senjata, ia berhasil menyerbu pos-pos Belanda.
Bahkan membunuh dan merampas senjata tentara Belanda pada tahun 1907.
Walaupun suaminya, Pang Nanggroe gugur karena ditembak Belanda, ia tetap berjuang untuk tanah air.
Hingga akhirnya ia gugur pada tanggal 24 Oktober 1910 di Alue Kurieng, Aceh.