"Tetap kembali ke pencegahan dasar yaitu cuci tangan, masker tetap, APD tetap.
Tapi yang selalu terlupakan dari gaya hidup sebenernya sih, yang paling sederhana itu sebenernya dari matahari " jawab dr. Vinci.
"Matahari itu selalu ada tapi tidak dimanfaatkan dengan baik, itu yang sayang sekali.
Sebagian pasien saya pasti kurang matahari," tambahnya.
Lebih lanjut, menurut pengamatannya dari pasiennya yang sering mengalami batuk pilek, mereka disebut kurang mendapatkan matahari pagi.
Presenter pun bertanya, jam berapa panas matahari dikatakan baik untuk berjemur.
"Intinya matahari terik, matahari terik itu di atas jam 08.00 sampai jam 04.00 sore," jawab dr. Vinci.
Melansir dari Kompas.com, tim peneliti dari Georgetown University Medical Center pernah mempublikasikan penelitian yang menunjukkan, paparan ultraviolet akan meningkatkan aktivitas sel T (sel darah putih yang melawan infeksi di tubuh) pada sel-sel di cawan patri.
Paling tidak dibutuhkan waktu 5-10 menit terpapar sinar matahari agar kita bisa meningkatkan aktivitas sel pada sistem imun.
Kombinasi antara vitamin D yang diproduksi tubuh ketika kita terpapar sinar matahari dan juga cahaya ultraviolet juga memiliki efek anti-mikroba.
Selain berjemur, jangan lupa untuk menerapkan protokol kesehatan seperti menggunakan masker, mencuci tangan menggunakan sabun hingga menjaga jarak agar kamu dan keluarga tidak mudah terinfeksi virus corona.