Follow Us

5 Pemimpin ini Dikenal Kejam dan Bengis dalam Catatan Sejarah, Hilangkan Jutaan Nyawa Manusia Ketika Memimpin

Nabila Nurul Chasanati - Rabu, 21 Juli 2021 | 17:00
Ilustrasi Genghis Khan.
Providr

Ilustrasi Genghis Khan.

GridHype.ID - Seorang pemimpin biasanya memiliki watak tegas dan bijaksana.

Tapi apa jadinya jika pemimpin ini memerintah dengan begitu kejam dan bengis pada rakyatnya sendiri.

Berdasarkan kilas balik sejarah, beberapa pemimpin di dunia ini dikenal memiliki karakter pemimpin tirani yang kejam.

Merangkum dari berbagai sumber, simak 5 pemimpi kejam dan terbengis sepanjang sejarah di dunia ini.

1. Qin Shi Huang (247-210 SM)

Qin, juga disebut Qin Shihuangdi, menyatukan China pada 221 SM dan memerintah sebagai kaisar pertama dinasti Qin.

Dia dikenal sering memerintahkan pembunuhan para sarjana yang idenya tidak dia setujui dan pembakaran buku-buku "kritis".

Selama masa pemerintahannya, ia memerintahkan pembangunan tembok besar, secara kasar.

Tembok besar itu sekarang kita kenal dengan sebutan Tembok Besar China.

Baca Juga: Terlahir sebagai Seorang Pemimpin, 6 Bentuk Kuku Ini Ternyata Bisa Ungkap Karakter Seseorang, Kamu yang Mana?

Dia juga yang memerintahkan sebuah mausoleum besar yang menampilkan lebih dari 6.000 sosok prajurit terakota seukuran manusia.

Sejumlah besar anggota wajib militer yang bekerja di tembok tewas, dan mereka yang bekerja di mausoleum dibunuh untuk menjaga kerahasiaan makam.

"Setiap kali dia menangkap orang dari negara lain, dia mengebiri mereka untuk menandai mereka dan menjadikan mereka budak," kata Xun Zhou dari Universitas Hong Kong kepada BBC.

2. Genghis Khan (1206-1227)

Ayah Khan diracun sampai mati ketika Khan berusia 9 tahun, sehingga dia menghabiskan waktu sebagai budak selama masa remajanya.

Namun, kemudian ia tumbuh sebagai pemimpin untuk menyatukan suku-suku Mongol dan melanjutkan untuk menaklukkan sebagian besar Asia Tengah dan China.

Kepemimpinannya dicirikan memiliki gaya brutal, dan sejarawan telah menunjukkan bahwa dia membantai warga sipil secara massal.

Salah satu contoh yang paling menonjol adalah ketika dia membantai bangsawan Kerajaan Khwarezm, menghancurkan kelas penguasa, dengan pekerja tidak terampil diambil untuk digunakan sebagai perisai manusia.

Baca Juga: Kilas Balik Potret Masa Muda 6 Pemimpin Indonesia Bersama Ibu Negara, Mana yang Paling Romantis

3. Tomas de Torquemada (1483-1498)

Torquemada ditunjuk sebagai Penyelidik Agung selama Inkuisisi Spanyol.

Dia mendirikan pengadilan di beberapa kota, mengumpulkan 28 pasal untuk memandu inkuisitor lain, dan mengizinkan penyiksaan untuk mendapatkan pengakuan.

Dia dilaporkan mendorong Raja Ferdinand dan Ratu Isabella untuk memberi orang-orang Yahudi Spanyol pilihan antara pengasingan atau pembaptisan, menyebabkan banyak orang Yahudi meninggalkan negara itu.

Sejarawan memperkirakan bahwa Torquemada bertanggung jawab atas sekitar 2.000 orang yang terbakar di tiang pancang.

Menariknya, beberapa sumber mengatakan Torquemada sendiri berasal dari keluarga mualaf Yahudi.

4. Ratu Mary I (1553-1558)

Ratu Marry disebut juga dengan nama Bloody Mary. Ia satu-satunya anak Raja Henry VIII dan Catherine dari Aragon yang terkenal kejam.

Ratu Mary I menjadi ratu Inggris pada 1553.

Baca Juga: Padahal Image Perokok Menempel dalam Diri Kim Jong Un, Korut Kini Keluarkan Aturan Dilarang Merokok di Tempat Umum

Segera setelah berkuasa, ia memberlakukan kembali agama Katolik di seluruh negerinya, yang oleh penguasa sebelumnya memperjuangkan Protestan sebagai agama utama.

Dia menikah dengan Philip II dari Spanyol seorang Katolik.

Selama beberapa tahun berikutnya, ratusan Protestan yang menentangnya dibakar hidup-hidup olehnya di tiang pancang.

Oleh karena itu, dia mendapat julukan "Bloody Mary."

5. Mao Zedong

Tangan Mao Zedong bersimbah darah rakyat China.

Salah satu program politiknya, "Lompatan Jauh ke Depan" yang dilancarkannya tahun 1958 untuk menyontek model ekonomi Uni Sovyet menewaskan hingga 45 juta orang.

Hampir 10 tahun kemudian ia mendeklarasikan Revolusi Kebudayaan demi memberangus budaya borjuis.

Hasilnya sekitar 30 juta orang tewas.

(*)

Source : Kompas.com, National Geographic

Editor : Nabila Nurul Chasanati

Baca Lainnya

Latest