Follow Us

facebookinstagramyoutube_channeltwitter

Muncul Varian Baru yang Terus Menyebar Secara Cepat, WHO Sebut Dunia Berada Pada Titik Berbahaya dalam Pandemi Covid-10

Nabila Nurul Chasanati - Sabtu, 10 Juli 2021 | 13:00
ilustrasi VIRUS CORONA
freepik

ilustrasi VIRUS CORONA

GridHype.ID - Kasus Covid-19 makin mengganas tak hanya di Indonesia.

Pasalnya, beberapa negara melaporkan adanya kasus baru yang terus muncul.

Melansir dari Kompas.com, Pemimpin Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Tedros Adhanom Ghebreyesus kepada wartawan, Rabu (7/7/2021) menyatakan dunia berada pada titik berbahaya dalam pandemi Covid-19, ketika berbagai varian Covid-19 yang terus menyebar secara cepat karena upaya vaksinasi global yang tidak merata.

Baca Juga: Ramai Pro Kontra Penggunaan Ivermectin untuk Sembuhkan Covid-19, Dokter Tirta : Membutuhkan Penelitian Lebih Lanjut

Dari kantor pusat WHO di Jenewa, Tedros menyampaikan beberapa negara dengan tingkat vaksinasi tinggi merencanakan peluncuran suntikan vaksin penguat (booster) dalam beberapa bulan mendatang, dan melonggarkan prokes termasuk jarak sosial seolah-olah pandemi sudah berakhir.

Akan tetapi kepala WHO itu menguraikan pandangannya berkaitan dengan “ketidaksetaraan yang mengejutkan dalam vaksinasi,” dan kehadiran varian virus corona yang sangat menular penyebab Covid-19, di banyak negara di setiap wilayah di dunia sehingga mereka menghadapi lonjakan tajam infeksi serta opname di rumah sakit.

Tedros menegaskan hal itu selanjutnya menyebabkan kekurangan persediaan oksigen dan perawatan serta mendorong gelombang kematian di beberapa bagian Afrika, Asia dan Amerika Latin.

Baca Juga: Angka Kasus Covid-19 di Tanah Air Makin Hari Melonjak, Penuhi Kebutuhan Asupan Vitamin D Lewat Beberapa Jenis Makanan ini

Tedros menambahkan bahwa di seluruh dunia, varian Covid-19 yang baru memenangkan perang melawan vaksin karena produksi dan distribusi vaksin yang tidak merata, yang ia nilai juga mengancam pemulihan ekonomi global.

Kematian di seluruh dunia terkait virus corona baru-baru ini melewati 4 juta ketika banyak negara berjuang untuk mendapatkan pasokan vaksin yang cukup untuk disuntikkan pada penduduk mereka.

Tedros menegaskan, “Nasionalisme vaksin, ketika segelintir negara telah mengambil bagian terbesar, secara moral tidak dapat dipertahankan. Itu merupakan strategi kesehatan masyarakat yang tidak efektif melawan virus penyerang pernapasan ini yang bermutasi secara cepat dan semakin efektif berpindah dari manusia ke manusia.”

Baca Juga: Demi Cegah Penularan Covid-19, Sarwendah Batasi Bertemu Orang hingga Selalu Siapkan Tenaga Medis di Rumah: Dua Hari Sekali Mereka Swab Antigen

Source :Kompas.comKontan.co.id

Editor : Hype

Baca Lainnya





PROMOTED CONTENT

Latest

Popular

Tag Popular

x