Ketika sudah ada benjolan pun belum bergegas ke pelayanan kesehatan untuk memastikan apakah benjolan tersebut kanker atau bukan.
Padahal, jika ditemukan benjolan, bisa mendatangi puskesmas atau fasilitas kesehatan yang sudah dilengkapi USG atau mamograf.
Baca Juga: Jangan sampai Tertipu! Ini Dia Sederet Mitos soal Kanker Payudara yang Wajib Kamu Ketahui
Perkembangan saat ini sudah ada 3D atau automated breast USG di beberapa rumah sakit.
Di fasilitas kesehatan lebih tinggi, tersedia mamografi, yang berkembang dari 2D menjadi 3D (digital breast tomosynthesis).
Selain itu, ada peralatan diagnostik seperti MRI dan PET scan yang lebih canggih untuk kasus khusus.
Menurut Kardinah, sarana deteksi dini sudah ada, program nasional telah dibuat sejak 2008, sistem rujukan diperkuat.
Baca Juga: Tak Melulu Kemoterapi, Kanker Payudara Ternyata Bisa Disembuhkan dengan Cara Lain, Apa Itu?
"Tinggal pasiennya, mau melakukan atau tidak. Jangan hanya berpikir benjolan di sekitar payudara itu cuma karena pengaruh hormonal, sehingga tidak melakukan pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kardinah seperti dikutip dari siaran pers, Jumat (2/7/2021).
Selain itu, setelah kasus kanker ditemukan, penanganan selanjutnya menjadi tantangan besar.
Menurut Ketua Peraboi, dr Walta Gautama SpB (K) Onk, ketika pasien merasa ada benjolan, berani datang ke fasilitas kesehatan butuh waktu 1-3 bulan.
Sampai ditangani dengan benar butuh waktu 9-15 bulan.