Gridhype.id-Lonjakan kasus harian Covid-19 di Indonesia terus meningkat.
Dalam sepekan kasus aktif Covid-19 pecahkan rekor, bertambah hingga 22.350 kasus.
Sehingga total kasus aktif di Indonesia saat ini menjadi 142.719 kasus.
Baru-baru ini, peneliti di University of Texas Medical Branch (UTMB) membagikan hasil penelitian terbarunya.
Para peneliti telah mengamati jika SARS-CoV-2, virus yang menyebabkan Covid-19 dapat menginfeksi testis hamster.
Temuan ini diterbitkan dalamjurnal Microorganisms, dimana hasil dari temuan ini membantu menjelaskan berbagai gejala yang dilaporkan pasien positif covid-19 yang memiliki implikasi penting bagi kesehatan pria.
“Mengingat besarnya pandemi COVID-19, sangat penting untuk menyelidiki bagaimana penyakit ini dapat berdampak pada testis, dan konsekuensi potensial untuk tingkat keparahan penyakit, kesehatan reproduksi, dan penularan seksual,” kata Dr. Rafael Kroon Campos, pemimpin studi tersebut. penulis dan rekan postdoctoral di laboratorium Dr. Shannan Rossi di UTMB.
Berdasarkan laporan pasien covid-19 yang mengeluhkan nyeri di bagian testis mereka mendorong para peneliti melakukan penelitian ini.
Adanya laporan dari dokter yang menyebutkan jika Covid-19 tak hanya menyerang paru-paru saja melainkan juga berpengaruh pada organ-organ lainnya.
Beberapa pasien melaporkan nyeri testis dan beberapa laporan menunjukkan penurunan testosteron, hormon kunci yang diproduksi di testis.
Otopsi juga menunjukkan gangguan signifikan pada testis pada tingkat sel, termasuk adanya sel kekebalan, seperti dikutip dari The University of Texas Medical Branch, Minggu (20/6/2021).
Laboratorium Rossi telah mempelajari infeksi virus Zika di testis selama bertahun-tahun dan bertanya-tanya apakah SARS-CoV-2 dapat menyebabkan penyakit serupa.
Hamster biasanya digunakan untuk memodelkan COVID-19 pada manusia karena mereka mengembangkan tanda-tanda penyakit yang serupa.
Virus terdeteksi di testis semua hamster yang terinfeksi selama minggu pertama tetapi berkurang.
Para penulis memperkirakan ini kemungkinan mewakili apa yang dapat terjadi pada pria dengan penyakit COVID-19 ringan hingga sedang.
“Temuan ini adalah langkah pertama untuk memahami bagaimana COVID-19 berdampak pada saluran genital pria dan kesehatan reproduksi pria,” kata Rossi, seorang profesor di Departemen Patologi dan Mikrobiologi & Imunologi.
"Masih banyak yang harus kami lakukan sebelum kami memiliki gambaran lengkap. Ke depan, kami akan menyelidiki cara-cara untuk menumpulkan dampak ini, termasuk menggunakan antivirus, terapi antibodi, dan vaksin."
Studi di masa depan juga mencakup kondisi pemodelan yang terkait dengan COVID-19 yang parah, seperti kondisi yang sudah ada sebelumnya seperti obesitas dan diabetes dan varian SARS-CoV-2 yang menjadi perhatian, kata penulis penelitian. (*)