"Ya tentu saja ini begitu mencekam, salah satu faktor yang menjadi poin penting mengapa kasus ini meningkat drastis adalah terkait double mutan atau mutasi kedua, yang bagi para ahli di India disebut dengan B.1.617 ini lebih cepat menyebar," kata Agoes dalam program Rosi di Kompas TV, Kamis (29/4/2021).
Tak hanya itu, Agoes mengatakan, faktor lain yang menyebabkan lonjakan kasus Covid-19 di India yakni masyarakat terlalu euforia karena cakupan vaksinasi di negara tersebut sudah mencapai 51 persen.
Mayoritas masyarakat mulai melonggarkan penerapan protokol kesehatan seperti menggelar acara pernikahan, ritual Kumbh Mela di sungai Gangga, dan kampanye politik.
"Ada ratusan jutaan orang mandi di sungai Gangga, dan saya pikir ada rasa merasa menang ketika gelombang satu sudah selesai," ujar dia.
Menurut Agoes, akibat dari kelalaian masyarakat tersebut, penularan Covid-19 semakin cepat dan berdampak pada penuhnya kapasitas rumah sakit dan krisis oksigen.
Hingga saat ini, kata Agoes, Pemerintah Kota New Delhi menerapkan lockdown hingga 3 Mei karena kota tersebut dianggap sebagai episentrum.
"Kita semua di New Delhi sekarang lockdown sampai 3 Mei dan memang kita sekarang adalah episentrum," ucap dia.
Agoes mengaku hanya berani keluar rumah apabila ingin membeli kebutuhan mendesak dan selalu menerapkan protokol kesehatan.
Ia juga mengatakan, WNI di India belum mendapatkan vaksinasi Covid-19.