GridHype.ID - Meski teknologi telah sangat berkembang, namun berbagai mitos masih kerap dipercaya oleh masyarakat.
Salah satu misto yang juga banyak dipercaya adalah menyusui dapat mencegah kanker payudara.
Meski selama ini hanya dianggap sebagai mitos, namun rupanya menyusui ternyata benar-benar bisa melindungi perempuan dari kanker payudara.
Dalam dunia medis, menyusui memang sering dikaitkan dengan penurunan risiko kanker payudara.
Melansir dari Parents, setidaknya ada empat studi yang mendukung pendapat tersebut.
Dalam salah satu penelitian yang dipublikasikan dalam The Lancet, manfaat ini dapat dirasakan secara maksimal jika ibu menyusui selama lebih dari satu tahun.
Penelitian lain yang terbit dalam jurnal Archives of Internal Medicine menemukan bahwa wanita dengan riwayat keluarga kanker payudara mengurangi risiko terkena penyakit ini sebelum menopause hampir 60 persen jika mereka menyusui.
Tapi bagaimana bisa proses menyusui dapat menurunkan risiko kanker payudara pada wanita?
Virginia Borges, direktur pusat kanker Universitas Colorado untuk program kanker payudara wanita, menjelaskan hal tersebut dalam wawancaranya di Science Alert.
Borges menjelaskan bahwa menyusui bayi mengubah struktur payudara seorang ibu.
Baca Juga: Penyintas Kanker Payudara Perlu Terus Aktif Bekerja dan Berkarya, Ini Alasannya
Bahkan, setelah masa menyusui berakhir, perubahan mikroskopis pada sistem pengiriman susu melindungi payudara terhadap sel pra-kanker.
Efek ini lebih sering dirasakan pada wanita yang telah menyusui lebih banyak anak atau untuk waktu yang lebih lama dibandingkan yang lain.
Semakin tua seorang wanita saat melahirkan pertama kali, semakin besar risiko kanker payudara yang dihadapi.
Tapi Borges mengingatkan bahwa hal ini tidak sesederhana itu.
"Saya tidak pernah ingin seorang wanita memutuskan tidak memiliki anak karena hal-hal yang berkaitan dengan kanker payudara," ungkap Borges.
Menyusui mungkin cukup mengimbangi peningkatan risiko kanker payudara yang terkait kehamilan.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa wanita yang menyusui dapat mengurangi risiko beberapa jenis kanker payudara agresif hingga 20 persen dibanding wanita yang tidak menyusui.
Baca Juga: Sering Diabaikan Banyak Wanita, 5 Gejala Kanker Payudara Ini Wajib Kamu Waspadai, Apa Saja?
Sayangnya, ada satu kelompok yang tampaknya tidak mengalami efek yang sama. Kelompok tersebut adalah orang Amerika-Afrika.
Diketahui bahwa wanita kulit putih mengalami kanker payudara lebih sering setelah menopause dibanding wanita Amerika-Afrika.
Meski begitu, wanita Amerika-Afrika muda lebih mungkin menghadapi kanker payudara yang agresif dibanding wanita kulit putih.
Hal tersebut mungkin karena wanita kulit hitam lebih jarang menyusui.
Menurut Centers for Disease Control and Prevention, secara substansial lebih sedikit bayi Amerika-Afrika yang diberi asi daripada bayi kulit putih.
Hal tersebut menunjukkan bahwa menyusui terbukti memiliki perlindungan terhadap kesehatan jangka pendek dan jangka panjang untuk ibu dan anak.
Wanita kulit hitam lebih mungkin tidak mendapatkan dukungan menyusui di tempat kerja. Kurangnya dukungan dari masyarakat bisa jadi mempengaruhi sikap budaya mereka untuk tidak menyusui.
Baca Juga: Jangan Sampai Kecolongan! Yuk Simak Gejala Kanker Payudara yang Wajib Kamu Tahu Sejak Dini
Pada 2014, CDC melaporkan bahwa rumah sakit dengan populasi pasien Amerika-Afrika yang lebih besar cenderung tidak mempromosikan ASI.
Lalu Apakah Perempuan Harus Menyusui Untuk Mencegah Kanker Payudara? Tentu saja, kata Borges.
Namun tidak semua wanita atau bayi belum tentu dapat melalui proses menyusui.
Hal ini mungkin dipengaruhi oleh budaya, gaya hidup, dan berbagai faktor lainnya. Jika seorang wanita tidak dapat menyusui atau memilih untuk tidak melakukannya, pilihan gaya hidup juga bisa membantu mencegah kanker payudara.
Perilaku seperti tidak mengonsumsi alkohol dan rajin berolahraga sangat terkait dengan perlindungan kanker payudara pra-menopause.
Borges menyebut tidak ada alasan untuk berpikir mereka (wanita yang tidak menyusui) tidak dapat melindungi diri dari kanker payudara.
(*)