Dokter di UGD tersebut memvonis kondisi kulit Terrell memang merupakan efek samping langka yang mengerikan dari vaksin Covid-19, yang disebabkan oleh aktivasi sistem kekebalan yang gila-gilaan.
Reaksi Terrell dilaporkan ke Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).
Ia dirawat selama 5 hari di rumah sakit, setelah itu pulih dan bisa pulang.
Terlepas dari efek samping langka mengerikan yang pernah ia alami, ia tidak menyesali melakukan vaksinasi Covid-19 dan mendorong semua orang untuk mendapatkan vaksinasi mereka.
Efek samping yang dialami Terrell tidak berbeda dengan ruam "lengan Covid-19" yang terlihat pada beberapa penerima vaksin Moderna.
Namun, bercak merah biasanya merupakan respons yang tidak berbahaya dari sistem kekebalan terhadap suntikan yang menghilang dalam sepekan.
Istilah resmi yang digunakan oleh ahli kulit dan ahli alergi untuk menggambarkan efek samping langka tersebut adalah "hipersensitivitas kulit tertunda".
Hipersensitivitas berarti reaksi yang tidak diinginkan yang dihasilkan oleh sistem kekebalan dan itu tertunda karena biasanya terjadi beberapa hari setelah suntikan diberikan.
Ruam biasanya berwarna merah dan bengkak, yang terkadang terasa perih saat disentuh serta selalu muncul di lengan tempat vaksin diberikan.