GridHype.ID - Di masa pendemi ini perdagangan digital secara tak disadari ikut berkembang.
Peminimalisiran kontak fisik dari berbagai aktivitas sosial jadi salah satu pemicunya.
Namun, ada saja para pemain dalam industri ini yang bermaon curang.
Menteri Perdagangan (Mendag) Muhammad Lutfi menceritakan bagaimana perdagangan digital melalui platform e-commerce global secara nyata telah membunuh usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Indonesia.
Hal itu terjadi lantaran adanya persaingan yang tidak sehat dalam perdagangan digital melalui skema predatory pricing yang berdampak pada hancurnya pelaku usaha dalam negeri.
Predatory pricing adalah strategi penjualan dengan mematok harga yang sangat rendah sehingga menarik pembeli.
Tujuannya untuk menyingkirkan pesaing dari pasar dan mencegah pelaku usaha lain masuk ke pasar yang sama.
"Jadi harga yang sengaja dibuat untuk membunuh kompetisi. Ini membuat tidak terjadi keadilan atau kesetaraan dalam perdagangan," ujar Lutfi dalam konferensi pers Rapat Kerja Kemendag 2021, Kamis (4/3/2021).
Praktik perdagangan yang curang itu, lanjut dia, diketahui dari sebuah tulisan yang dikeluarkan oleh lembaga internasional.
Tulisan itu mengungkapkan hancurnya UMKM asal Indonesia yang bergerak di bisnis fesyen muslim, yaitu penjual kerudung atau hijab, akibat praktik predatory pricing yang dilakukan pihak asing.