Direktur Jenderal WHO, Tedros Adhanom Ghebreyesus juga menekankan laporan hasil penyelidikan asal-usul virus corona (covid-19) ini akan disajikan secara transparan.
"Saya ingin meyakinkan Anda semua yang terjadi selama perjalanan akan disajikan secara transparan," kata Tedros.
Misi tersebut secara politis diperdebatkan, dengan Washington mengatakan ingin meninjau temuannya dan beberapa kritikus menyarankan aksesnya di China terlalu terbatas.
Pada Kamis, surat terbuka dari sekelompok ilmuwan mengatakan misi WHO 'tidak memiliki mandat, kemandirian, atau akses yang diperlukan untuk melakukan penyelidikan penuh dan tidak terbatas' ke semua teori tentang asal-usul virus.
Nikolai Petrovsky, seorang ahli di Universitas Flinders di Adelaide, Australia, salah satu penulis surat itu, mengatakan pada hari Jumat bahwa meskipun tim yang dipimpin WHO telah mengunjungi China, dunia tidak lebih dekat untuk mengetahui asal-usul COVID-19.
Namun, Chen Xu selaku duta besar China untuk PBB di Jenewa mengatakan bahwa tim yang dibentuk WHO dengan peneliti di China bukanlah untuk melakukan penyelidikan melainkan untuk penelitian ilmiah.
“Ini bukan investigasi, ini adalah penelitian ilmiah bersama. Para ahli dipilih oleh Organisasi Kesehatan Dunia, mereka menjalankan bisnis mereka, kolaborasi ilmiah dengan rekan-rekan China mereka," kata Chen pada briefing terpisah pada Jumat.
(*)