Diungkapkanya, hujan es saat masih berpotensi tinggi terjadi pada musim hujan dan juga pada saat pancaroba.
"Hujan es ini sifatnya sangat lokal (radius 2 kilometer) yang disebabkan oleh pertumbuhan awan cumulonimbus lebih dari 10 kilometer," pungkasnya.
Sebelumnya pada Selasa 2 Maret 2021 fenomena hujan es terjadi di Bangunkerto, Kecamatan Turi, Kabupaten Sleman. Hujan es terjadi pada sekitar pukul 15.00 WIB.
Penjelasan BMKG
Melansir dari Tribun Jogja, Forecaster Cuaca BMKG Stasiun Klimatologi Sleman, Haryati, mengungkapkan fenomena hujan es (hail) merupakan fenomena cuaca alamiah yang biasa terjadi.
Fenomena tersebut, disebabkan akibat adanya awan Cumulonimbus (Cb). Salah satu proses pembentukannya adalah melalui kondensasi uap air yang sangat dingin di atmosfer pada lapisan di atas titik beku (freezing level).
"Awan yang tinggi puncaknya melebihi titik beku ini akan memiliki bagian atas yang suhunya lebih rendah dari nol derajat celcius, sehingga awan tersebut mempunyai peluang sangat besar memproduksi es," terangnya.
Haryati menjelaskan, beberapa indikasi terjadinya hujan lebat atau es disertai kilat dan angin kencang berdurasi singkat.
Pertama, satu hari sebelumnya udara pada malam hari hingga pagi hari terasa panas dan gerah.
Baca Juga: Waspada, Terjadi Gempa Sambung Menyambung hingga 9 Kali dalam Satu Malam, Berikut Penjelasan BMKG
Hal itu diakibatkan adanya radiasi matahari yang cukup kuat.