“Lalu ada juga yang komen, harusnya dibawa ke rumah sakit yang ini, bukan rumah sakit yang itu,” imbuhnya.
Menurut BCL, kalimat-kalimat seperti itu tidak pantas untuk diucapkan di depannya.
“Kayaknya (ucapan-ucapan) seperti itu jangan nyampe ke gue kali ya. Karena menurut gue ‘why’ itu ngga penting. Karena walau pun kita tahu mengapa (meninggal), apa yang bisa diubah dari keadaan itu?” jelasnya.
Sebab, diakui BCL, ia sudah bertanya kepada dokter dan sudah mengetahui penyebab dari meninggalnya sang suami.
“Memang waktu itu gue bertanya pada dokternya, mengapa (Ashraf meninggal)? Dijelaskan oleh dokternya dan gue terima, karena saking accept-nya gue. Saking gue pengen Ashraf pergi dengan tenang,” terang BCL.
Lanjutnya, ia mengaku kesulitan dalam menyikapi hal tersebut.
Pasalnya, ia ingin menjawab semua pertanyaan semua orang, namun di sisi lain ia juga berat untuk menjelaskannya.
Orang-orang mungkin tidak tahu apa yang sudah ia rasakan, sehingga mereka hanya bisa datang dan bertanya terkait hal tersebut.
“Kadang-kadang gue nyaman untuk cerita apa yang terjadi, kadang-kadang gue ngga nyaman. Tapi kadang-kadang gue ingin memberikan penjelasan ke orang supaya orang tidak bertanya-tanya terus. Gue juga ngga tahu apa yang tepat buat gue, karena gue pengennya orang tahu apa yang tepat buat gue. Tapi itu ngga bisa juga, karena gue juga ngerti, orang ngga ngerti apa yang gue lalui,” bebernya.
BCL kemudian menjelaskan jika ada seseorang yang tengah berduka sebaiknya jangan meminta untuk kuat.