"Terdapat kemungkinan, perubahan skema pemberian dosis kedua vaksin virus corona semacam itu akan mempertinggi laju mutasi virus," demikian peringatan Florian Krammer, peneliti vaksin dari Icahn School of Medicine di New York dalam sebuah konferensi pers Science Media Center (SMC), dikutip Kompas.com dari DW Indonesia.
Hal itu lantaran pada penyuntikan pertama, jumlah antibodi yang menetralkan virus tergolong masih rendah.
Apabila suntikan kedua tak dilakukan maka bisa menimbulkan infeksi tanpa gejala atau Asimptomatik.
Jika itu terjadi dikhawatirkan akan muncul varian Covid-19 yang telah bermutasi dan lebih resistan terhadap antibodi yang terbentuk.
Baca Juga: Pemerintah Gelontorkan Bantuan UMKM Sebesar Rp 2,4 Juta, Begini Cara Cek Terima atau Tidak
"Sebesar apa risikonya, sangat sulit diprediksi, tapi kemungkinannya relatif tinggi.
Terutama jika pada kasus tingginya infeksi pada masyarakat, seperti yang terjadi di Inggris saat ini," kata pakar vaksin Kramer lebih lanjut.
"Varian virus baru ini akan jadi masalah global. Juga akan jadi masalah pada banyak kandidat vaksin yang saat ini sedang diteliti," demikian peringatan Krammer.
(*)