Mereka mengklaim Huang aman dan baru saja pindah pekerjaan, bahkan kantor berita China mengklaim telah berbicara dengan bos barunya.
Baca Juga: Lagunya Jadi Favorit Jaemin NCT, Penyanyi Indonesia NIKI Ternyata Punya Prestasi yang Tak Main-main
Tetapi China belum menunjukkan ilmuwan tersebut secara fisik meskipun banyak permintaan dari Departemen Luar Negeri AS untuk berhenti menyembunyikan informasi.
Keengganan mereka memicu teori bahwa dia sudah meninggal atau ditahan oleh negara untuk menutupi peran institut dalam pandemi, lapor Mail on Sunday.
Negara itu sekarang berada di bawah tekanan yang meningkat untuk mengungkapkan bukti konklusif tentang keberadaan Huang dan asal sebenarnya pandemi.
Sebuah postingan yang mengaku dari ilmuwan tersebut kemudian muncul di layanan pesan WeChat yang memberi tahu rekan-rekannya bahwa dia masih hidup dan mengklaim bahwa laporan tersebut salah.
Bunyinya: "Kepada guru dan sesama siswa, berapa lama saya tidak berbicara. Saya Huang Yanling, masih hidup. Jika Anda menerima email apa pun terkait rumor Covid, tolong katakan itu tidak benar."
Namun sejak itu Huang menghilang dari media sosial dan tidak ada lagi penyebutan namanya di situs web institut tersebut.
Sebuah pos terpisah oleh mantan bosnya, Profesor Wei Hong Ping, mengklaim Huang meninggalkan institut tersebut pada tahun 2015 dan telah menghubunginya melalui telepon untuk menyangkal laporan tersebut.
Sehari kemudian, sebuah kantor berita China membuat klaim yang tidak jelas bahwa dia telah berbicara dengan bos barunya tanpa memberikan rincian.