Bagi Hidmat, bertani tanaman pangan cukup menjanjikan.
Namun, masalahnya memang tidak bisa dikembangkan secara besar-besaran dalam lahan yang luas seperti halnya tanaman pangan.
Dirinya pun tidak berani membandingkan keuntungan antara bertani tanaman pangan dan tanaman hias karena belum pernah bertani tanaman pangan.
"Tapi saya dengar cerita teman saya yang bertani (tanaman pangan) kasihan juga ya," katanya.
Padahal, Hidmat melihat potensi bertani tanaman hias di Garut karena tanahnya subur.
Karenanya, dirinya berharap masyarakat mau mulai menanam tanaman hias.
Karena perputaran modalnya terbilang cepat.
"Sekarang lihat saja di selatan Garut, banyak yang berburu keladi, dibawa ke Garut bisa laku Rp 10 sampai Rp 20 ribu," katanya.
Soal beli tanaman mahal yang dilakukannya dengan cara barter rumah seharga Rp 500 juta, Hidmat pun meyakini bisa cepat kembali modalnya lewat berjualan tanaman hias secara online seperti yang dilakukannya.
"Sekarang saja saya sedang komunikasi (barter rumah fengan tanaman) lagi dengan pengusaha di Bogor, tapi rumahnya di Magelang, jadi terlalu jauh dari Garut," katanya.