Follow Us

Mirip Pembunuhan Paksa, Berikut Fakta Tradisi Thalaikoothal di India yang Bunuh Para Orangtua Sebagai Tanda Kasih Sayang

None - Selasa, 22 Desember 2020 | 19:15
Ilustrasi racun
pixabay.com/qimono

Ilustrasi racun

Tak jarang mereka juga meminta bantuan dokter atau dukun, untuk memberikan racun, alkohol, atau pil yang dicampur dengan susu/santan.

Baca Juga: Jarang Tersorot Media, Dessy Ratnasari dan Putri Sematawayangnya Bak Pinang Dibelah Dua, Berikut Potret Kekompakan Mereka

"Karena aset mereka, orang-orang muda kadang ingin melakukan thalaikoothal pada orang tuanya," kata Elango Rajarathinam, direktur yayasan Tetua di India.

Namun, orang tua hanya menerima nasib mereka, para ahli bahkan meminta thalaikoothal, dan mereka siap mati daripada masyarakat membuat mereka tidak berharga.

Thalaikoothal, Tradisi Membunuh Orangtua di India Secara Diam-Diam Karena Cinta
MalangTODAY.net

Thalaikoothal, Tradisi Membunuh Orangtua di India Secara Diam-Diam Karena Cinta

Sejarah thalaikoothal memang tidak jelas, tetapi beberapa mengatakan itu dilakukan sebelum Kerajaan Inggris, ketika seorang pangeran membantu mertuanya yang sakit untuk mati dengan damai.

Lainnya menduga itu dimulai pada tahun 1950-an, sebagai respon terhadap peningkatan populasi dan ekonomi lokal yang buruk.

Meskipun status sosial perempuan di India lebih rendah, laki-laki lebih sering menjadi korban thalaikoothal, karena aset umum atas nama mereka.

Baca Juga: Bukan Perkara Mudah Persunting Anak Konglomerat, Adipati Dolken Harus Penuhi Syarat ini Sebelum Nikahi Canti Tachril

Selain itu, menganggap bahwa keterampilan rumah tangga pria terbatas di India yang didominasi wanita, membuat mereka tampak ketergantungan.

Banyak yang menganggap bahwa tradisi ini akan menghilangkan penderitaan orang tua, namun thalaikoothal dianggap sebagai keputusan keluarga daripada masalah moral.

Apa pun alasan thalaikoothal, yang ilegal di India, detailnya terdengar mengerikan. Ada banyak perhatian media seputar praktik ini sejak 2010.

Source : Intisari Online

Editor : Ngesti Sekar Dewi

Baca Lainnya

Latest