Gridhype.id- Berbagai macam suku di dunia tentunya memiliki tradisi unik masing-masing.
Apalagi jika menyangkut dengan prosesi perninkahan.
Di Indonesia sendiri banyak ada dan tradisi dari berbagai suku yang masih diterapkan di jaman modern seperti sekarang ini.
Sama seperti halnya salah satu suku di China Barat berikut ini.
Baca Juga: Picu Kerumunan, Rizky Billar Pasrah Acara Launching Kafe Barunya di Bubarkan Satpol PP
Suku Mosuo merupakan salah satu kelompok masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Lugu perbatasan Provinsi Yunnan dan Provinsi Sichuan, China Barat.
Ini adalah rumah bagi 40.000 orang Mosuo dengan budaya unik dan berbeda dari kehidupan masayarakat modern.
Di suku ini wanita telah memimpin Mosuo selama 2.000 tahun jadi wanita memiliki hak untuk memutuskan segalanya.
Sedangkan pria justru tidak dihormati.
Wanita Mosuo memiliki hak untuk mewarisi properti, tanah, dan pengasuhan anak.
Mereka mengelola banyak pekerjaan rumah tangga, mencetak uang dan melakukan pekerjaan keras lainnya.
Pria Mosuo bekerja sebagai pembajak, membangun rumah, dan penyembelih ternak.
Wanita Mosuo adalah penjaga keuangan dan pembuat keputusan dari masalah besar.
Jika ada banyak wanita dalam keluarga, orang tetua yang akan memutuskannya, dan memeberikan tanggung jawab pada generasi berikutnya.
Orang-orang Mosuo, anak perempuan hingga 13 tahun telah dianggap dewasa mereka memiliki kamar pribadi di rumah.
Baca Juga: Kabar Perceraiannya Santer Diberitakan, Aura Kasih Beberakaan Respon dari Keluarga yang Tak Terduga
Ini adalah tempat di mana mereka dengan bebas membawa lelaki yang disukai untuk bermalam di sana sampai pagi.
Hubungan ini bersifat pribadi dan tidak diizinkan untuk disebutkan namanya di depan umum.
Setiap kali ada acara petukaran, anak laki-laki dan perempuan Mosuo akan menari bersama, setiap gadis dapat memilih anak laki-laki untuk bersenag-senang denganya.
Jika pria itu menyukainya dulu, dia akan menyentuh tangan gadis itu untuk mengajaknya berdansa.
Jika gadis itu juga punya perasaan, dia akan menerima undangan itu dengan menyentuh tangan anak laki-laki itu lagi.
Setiap malam anak-anak Mosuo akan naik ke rumah gadis yang disukainya melalui tangga untuk masuk ke kamar tidurnya sampai pagi.
Mereka akan bersama sepanjang malam, namun bocah itu harus pergi sebelum pagi.
Anak perempuan juga memiliki hak untuk "melarang pintu" anak laki-laki lain jika mereka tidak puas dan menghabiskan malam di kamar mereka untuk anak laki-laki itu.
Jika anak perempuan itu hamil, anak itu akan menghabiskan sisa hidupnya di rumah ibu, kadang-kadang tanpa mengetahui siapa ayahnya.
Tidak seorang pun pernah menjadi ayah dari anak yang mereka ciptakan. Karena suku Mosuo tidak memiliki tradisi perkawinan, mereka tidak ada definisi "suami dan istri".
Bagi mereka, semua orang sama, jadi tidak ada yang peduli siapa ayah mereka. Mereka bekerja bersama, menikmati hidup dan bermain di waktu luang mereka.
Selain itu, suku Mosuo tidak memiliki konsep "perceraian" atau anak-anak tidak sah.
Meski demikian anak laki-laki dan perempuan bersatu sepenuhnya adalah kasih sayang dan cinta bukan karena apapun.
Namun, untuk menghindari masalah sosial, sejak 1970 pemerintah mendorong orang Mosuo untuk mengubah kebiasaan mereka.
Banyak wanita Mosuo dekat dengan pria lajang dan mulai menikah dan tinggal bersama keluarga barunya. (*)
Artikel ini telah tayang di Intisari Online dengan judul,"Sebelum Dinikahi, Gadis 13 Tahun Suku Ini Boleh Dibawa Pulang Untuk Melakukan 'Cinta Satu Malam' Setelah Memberi Kode Ini"