"Setengah tahun ini baru mulai usaha soto ini lagi," paparnya saat ditemui TribunSolo.com, Rabu (4/10/2020).
Ia sendiri membandrol harga murah lantaran ingin menyesuaikan dengan penghasilan warga sekitar.
Diketahui, warga Bentangan sendiri umumnya berprofesi sebagai pembuat gerabah, dengan harga Rp 1000 ia berharap tak memberatkan kocek sarapan warga setempat.
"Asal usulnya saya ingin jualan yang dapat menjangkau warga sini, saya ingin dengan uang Rp 5000 bisa cukup makan beberapa orang," aku dia.
Harapan Har, sapaan akrabnya, tak meleset, warga kemudian antusias dengan harga yang dipatok.
Dalam sehari, soto racikannya bisa laku 200-300 porsi.
Bahkan sangking larisnya, tak sampai pukul 08.00 WIB soto buatnnya sudah ludes oleh pembeli.
"Saya buka habis subuh, kalau pukul 08.00 WIB sudah habis, nanti tinggal beres beres dan cuci piring," ujarnya.
Selaras dengan harganya yang murah, keuntungan yang diambil Har juga tak banyak.
Satu porsi soto seharga Rp 1000 hanya mengambil untung Rp 500 perak saja.