GridHype.ID - Di tengah Pandemi Covid-19, mayoritas negara di dunia menghadapi krisis ekonomi.
Ya, para ahli bahkansudah memprediksikan,potensi besar masuk jurang resesi (penurunan ekonomi secara signifikan).
Suatu negara bisa dikatakan resesi apabila pertumbuhan ekonominya kontraksi atau minus dalam dua kuartal berturut-turut.
Hal inilah yang juga dialami Indonesia.
Ekonomi Indonesia masih tumbuh positif di kuartal I-2020 sebesar 2,97 persen, tetapi anjlok di kuartal II, yakni minus 5,3 persen.
Lalu, kuartal III, diprediksi kembali terkontraksi meski tidak separah kuartal sebelumnya. Proyeksinya minus 2 persen, menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.
Dari laman Setkab, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam rapat terbatas belum lama ini juga mengatakan, jika pertumbuhan ekonomi di kuartal III kembali minus, artinya Indonesia masuk resesi ekonomi.
Kalau Indonesia kena badai resesi, dampak buruknya pasti dirasakan masyarakat. Terjadi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) yang lebih besar. Angka kemiskinan pun bakal melonjak.
Jika banyak orang kena PHK, otomatis tidak punya penghasilan atau gaji lagi. Daya beli jadi turun. Lalu mengerem belanja.
Baca Juga: Punya Gandengan Baru, Barbie Kumalasari Beberkan Sosok sang Kekasih: Dia Bule
Padahal, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang cukup tinggi selama ini ditopang oleh konsumsi rumah tangga.