Selain untuk menghidupi kelima anaknya, hasil jualan dari pisang goreng itu juga ia gunakan untuk membayar hutangnya.
"Demi melunasi utang aku, demi aku menafkahi lima orang anak aku, aku mesti jalan naik motor pinjeman, terus ke warung-warung.
Seorang Pinkan Mambo naik motor aku jualan pisang, satu pisang Rp 2.000 sampai Rp 3.000 untungnya tuh Rp 500.
Aku nggak punya modal, aku bilang sama Tuhan 'Tuhan andai aku punya uang Rp 100 ribu, aku bisa jual pisang lebih banyak lagi'.
Tapi nggak punya modalnya. Aku buat pisang aja, tiba-tiba tetangga aku dari sebelah kasih aku terigu," sambungnya.
Bahkan, Pinkan Mambo sendiri harus menerima hujatan dari banyak orang.
"Sakitnya tuh di sini, terus belum lagi dihujat kadang-kadang khalayak umum dikata-katain.
Sejak Pinkan ke Amerika terus pulang ke sini jadi miskin, jadi ini jadi itu. Iya aku denger," terangnya.
Hingga akhirnya dengan perjuangannya, Pinkan pun akhirnya mampu melunasi utang-hutangnya.