"Ilmuwan kami fokus bukan pada menjadi yang pertama tetapi pada melindungi orang," kata Dmitriev.
Dua vektor
Vaksin ini menggunakan vektor adenovirus manusia yang telah dibuat lebih lemah sehingga tidak mereplikasi dalam tubuh.
Tidak seperti kebanyakan vaksin yang tengah dikembangkan, vaksin ini bergantung pada dua vektor, bukan satu, dan pasien akan menerima suntikan pendorong kedua.
Presiden Rusia Vladimir Putin menghadiri pertemuan dengan petugas kesehatan di kediaman negara Novo-Ogaryovo di luar Moskow pada 20 Juni.
Pejabat menyebutkan, data ilmiah mereka saat ini sedang dikompilasi dan akan tersedia untuk peer review dan publikasi pada awal Agustus.
"Rusia mengukuhkan posisi kepemimpinannya dalam pengembangan vaksin dan platform vaksin Ebola dan MERS yang telah terbukti untuk membawa solusi pertama yang aman dan efisien untuk masalah terbesar dunia," ujar Dmitriev.
Meski demikian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengatakan tidak ada vaksin yang disetujui untuk MERS.
Kementerian Kesehatan Rusia, yang belum mengonfirmasi tanggal persetujuan pada bulan Agustus, menyebutkan, staf medis garis depan akan menjadi yang pertama divaksinasi setelah obat baru tersebut disetujui untuk penggunaan umum.
Uji coba vaksin skala besar di Inggris, Amerika Serikat, dan di tempat lain sedang dilakukan dengan cepat.