Menanggapi serangan PLA baru-baru ini, AS juga telah mengirim banyak pesawat tempur, sebagian besar pesawat pengintai melalui wilayah udara Taiwan, termasuk enam pesawat pada hari Senin.
Baca Juga: Ditanya Nikita Mirzani jika Rizky Febian Hamili Anak Orang di Luar Nikah, Sule : Ya Itu Urusan Dia
Inisiatif Probing SCS, sebuah think tank Universitas Peking, mengatakan operasi AS mungkin dimaksudkan untuk memantau aktivitas militer China di Selat Bashi dan Laut China Selatan.
Kementerian pertahanan Taiwan menekankan bahwa mereka memiliki kendali penuh atas pergerakan di udara dan laut di sekitar Taiwan dan meminta masyarakat untuk tetap tenang.
Akan tetapi, Su Chi, mantan sekretaris jenderal Dewan Keamanan Nasional Taiwan, mengatakan dia prihatin dengan situasi saat ini.
"Mengingat ketidakseimbangan militer antara Taiwan dan China, tidak adanya dialog lintas selat dan tidak ada mekanisme (komunikasi efisien) antara AS dan daratan, saya khawatir tentang situasi ini karena apa pun bisa terjadi," kata Su kepadaSouth China Morning Post.
Su juga mengatakan dia sangat prihatin dengan tindakan pertahanan Taiwan yang baru-baru ini diusulkan oleh senator Josh Hawley, dengan mengatakan hal itu mungkin memberi harapan palsu kepada otoritas pulau itu tentang kemungkinan AS datang untuk menyelamatkan mereka.
Sebelumnya, Perdana Menteri Taiwan Su Tseng-chang mengatakan, China lebih baik fokus memerangi virus corona baru yang bangkit kembali di Beijing dibanding "mengganggu" Taiwan dengan latihan militer di dekat pulau yang Tiongkok klaim sebagai wilayahnya.
Menurut militer Taiwan, pesawat tempur dan pembom Angkatan Udara China telah memendekati zona identifikasi pertahanan udara Taiwan setidaknya delapan kali dalam dua minggu terakhir.
"China sangat besar, dan tidak pernah berhenti menggunakan kekuatan untuk berurusan dengan Taiwan. China selalu, dengan epidemi yang begitu serius, mengirim pesawat dan kapal mereka di sekitar Taiwan, benar-benar mengganggu Taiwan," kata Su.