Posisinya kemudian digantikan mantan sekutunya di Partai Bersatu, Muhyiddin Yassin, di mana kini sang veteran hendak mengambil lagi posisinya.
Dikutip Malay Mail Selasa (23/6/2020), Mahathir berujar dia ingin jadi PM Malaysia untuk ketiga kalinya demi "memperbaiki" dugaan korupsi dari pemerintahan Muhyiddin dan Najib.
Politisi berjuluk Dr M tersebut menyatakan, dia tidak akan mengambil jabatan "Menteri Senior" jika Anwar Ibrahim menjabat.
Mantan PM yang periode pertamanya berkuasa pada 1981 sampai 2003 itu mengklaim, setiap PM ingin membentuk warisannya sendiri daripada mendengarkan dia.
Dia menjelaskan, setiap PM ingin menunjukkan bahwa dia bisa mengontrol Negeri "Jiran", di mana segala ide datang dari dia.
"Dia tidak mungkin mengatakan 'Ok, warisan politik saya berasal dari Mahathir'," ujar politisi yang pernah bergabung dengan koalisi Barisan Nasional itu.
Malaysia tidak pernah mempunyai jabatan menteri mentor.
Posisi itu pertama kali digagas oleh negara tetangga Singapura.
Jabatan tersebut muncul setelah putra mendiang Lee Kuan Yew, Lee Hsien Loong, naik sebagai orang nomor satu Singapura pada 2011.
Posisi itu menyeruak ketika Channel News Asia mewawancarai Anwar Ibrahim, di mana dia mengungkapkan terbuka untuk mendiskusikannya.